Selasa, 10 September 2013

INDONESIA SYMPHONY CONCERT ORCHESTRA  

Pengenalan ISCO

Indonesia Symphony Concert Orchestra (ISCO) adalah sebuah orchestra, yang terlahir pada tanggal 9 Maret 2011, atas gagasan M.Dhany Iskandar dan Maria Assumpta Trihannungki di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Dari semangat serta ide sederhana yang terwujud dalam suatu wadah string chamber orchestra. Semangat ini diwujudkan dalam latihan-latihan rutin yang konsisten diselenggarakan satu kali setiap minggunya. Semangat ini pula yang menjadi cikal bakal lahirnya ISCO yang disambut baik oleh teman-teman musisi.
 
Tentunya proses bermusik ini bermuara pada konser-konser yang kami harapkan memiliki daya sebar yang cukup luas. Hingga sekarang, orchestra yang ini telah membawakan aneka ragam komposisi dari classic sampai dengan pop modern.
 
Konser pertama ISCO diselenggarakan di Erasmus Huis pada tanggal 6 Desember 2011 dengan tema 
“With Strings Attaced”. Pada konser tersebut ISCO memainkan karya-karya musik zaman baroque sampai dengan zaman romantic. Konser kedua ISCO diselenggarakan di Gedung Teater Luwes, Institut Kesenian Jakarta pada tanggal 14 Juli 2012 mengambil tema “Rockustik”. Dengan tetap berformatkan alat-alat musik strings namun juga berkolaborasi dengan band serta para penyanyi. Rockustik memainkan karya-karya band tahun 1990-an yang aransemennya dikerjakan oleh M.Dhany Iskandar.
 
ISCO kembali mengadakan konser ketiga pada tanggal 25 April 2013 di Goethe Institute dengan mengangkat tema “Diversity”. Pada konser tersebut ISCO membawakan tiga melodi music, yaitu music classic dari benua Eropa, pop-ballad dari benua Amerika, dan music tradisional Indonesia sebagai perwakilan dari benua Asia dengan pengemasan yang berbeda-beda. Aransemen dan orkestrasinya sendiri dikerjakan oleh beberapa anggota ISCO.
 
Visi dan Misi

ISCO memiliki visi dan misi sebagai berikut :
1. Meningkatkan peranan musik orchestra dalam dunia edukasi dan industri musik nasional yang memiliki daya jual.
2. Bermusik bersama dengan kepedulian pada pendidikan musik khususnya pada anak-anak remaja, dengan keseriusan dan profesionalitas.
3. Menambah khasanah budaya dalam peranannya bagi musik di Indonesia.
4. Memasyarakatkan potensi para musisi muda, khususnya para musisi yang tergabung dalam ISCO, serta para bintang tamu yang berperan penting dalam setiap konser yang diadakan.
5. Menyatukan semua musik dari berbagai negara dan dapat menyajikannya dalam satu kesempatan.

Sabtu, 27 Juli 2013

Sabtu, 20 Juli 2013

Indonesia Symphony Concert Orchestra (ISCO)

INSTITUT KESENIAN JAKARTA


Mempersembahkan  

SIMFONI INDONESIA ( Six Movement of Simfoni Indonesia )

 




Sebuah karya komposisi dari seorang mahasiswa IKJ yang akan melakukan  sebuah pertunjukan akhir untuk persyaratan kelulusan sebagai sarjana dari Institut Kesenian Jakarta.
Komposisi yang dibuat merupakan karya yang murni dari seorang Angga Fajar Prayuda yang merupakan mahasiswa mayor komposisi di Institut Kesenian Jakarta.


Simfoni Indonesia ini merupakan sebuah komposisi yang menggambarkan musik nusantara Indonesia yang di gubah secara orchestra full dan mendapat sentuhan dari style komposisi dari Angga Fajar Prayuda.

Bersama dengan Indonesia Symphony Concert Orchestra akan diadakan sebuah Resical Ujian akhir Komposisi yang akan membawakan karya komposisi dari Angga Fajar Prayuda dan akan di Conduktor sendiri oleh sang komposer.



Goethe Haus, Pusat Kebudayaan Jerman
Jl. Sam Ratulangi No 9-15, Menteng Jakarta Pusat
Kamis, 25 Juli 2013
Pukul 16.00 - 17.00

Free..
for more information; Nungki (0811-1047464).

Selasa, 16 Juli 2013

Indonesia Symphony Concert Orchestra (ISCO)

Lahir pada tanggal 9 maret 2011, Indonesia Symphony Concert Orchetra (ISCO) berangkat dari sebuah ide sederhana dan semangat bermusik dari bebrapa teman musisi strings.
Semangat ini diwujudkan dengan mengadakan latihan rutin yang dlaksanakan satu kali dalam seminggu.



Semangat ini menjadi cikal bakal lahirnya sebuah grup yang pada awal hanya beranggotkan string dan memilih nama Indonesia String Concert Orchestra.
Semangat inilah yang ditanggapi dengan baik oleh teman-teman musisi string. Para musisi string ini datang dari berbagai komunitas musik yang berbeda-beda.


Semangat para musisi string ini di wujudkan dengan mengadakan beberapa konser musik yang pada awal hanya beranggotakan instrument string.




















 








Akhirnya setelah melakukan beberapa kali konser maka terkumpulah musisi yang tidak hanya dari musisi string saja namun dengan musisi alat tiup, maka dengan begitu nama ISCO sendiri dirubah dengan Indonesia Symphony Concert Orchestra


Wadah ini merupakan perwujudan dari kebutuhan akan wadah belajar musik secara ensambel yang di wujidkan dengan diadakan latihan rutin.
ISCO ini terbuka bagi siapa saja yang ingin mendalami musik orchestra secara serius.




Awal mula instrument biola



Biola adalah instrumen string , biasanya dengan empat senar disetel di perlima sempurna. Ini adalah yang tertinggi, bernada anggota terkecil dari keluarga biola instrumen string, yang mencakup biola dan cello. Biola ini terkadang disebut biola , terlepas dari jenis musik yang diputar di atasnya. Biola Kata berasal dari bahasa Latin Tengah : “vitula”, yang berarti alat musik gesek; kata ini juga diyakini sebagai sumber dari Jerman “biola.” Biola, sementara itu memiliki asal-usul kuno, mengakuisisi sebagian besar perusahaan karakteristik modern di abad ke-16 Italia , dengan beberapa modifikasi lebih lanjut terjadi pada abad ke-18. Pemain biola dan kolektor terutama hadiah instrumen yang dibuat oleh Gasparo da Salo, Giovanni Paolo Maggini , Stradivari , Guarneri dan Amati keluarga dari 16 ke abad ke-18 di Brescia dan Cremona dan oleh Jacob Stainer di Austria.
Jumlah besar instrumen telah datang dari tangan "kecil" pembuat, serta jumlah yang lebih besar masih massa-diproduksi komersial "perdagangan biola" berasal dari industri pondok di tempat-tempat seperti Sachsen , Bohemia , dan Mirecourt. Banyak dari instrumen perdagangan yang sebelumnya dijual oleh Sears, Roebuck and Co dan pedagang massa lainnya.
Seseorang yang membuat atau biola perbaikan disebut luthier , atau hanya pembuat biola. Bagian-bagian biola biasanya terbuat dari berbagai jenis kayu (walaupun biola listrik mungkin tidak terbuat dari kayu sama sekali, karena suara mereka mungkin tidak tergantung pada spesifik akustik karakteristik instrumen pembangunan), dan biasanya halus dengan usus , nilon atau sintetis lainnya, atau baja string.
Seseorang yang memainkan biola disebut pemain biola atau fiddler sebuah. pemain biola yang menghasilkan suara dengan menggambar busur di satu atau lebih string (yang mungkin berhenti di jari-jari tangan yang lain untuk menghasilkan berbagai macam lapangan), dengan memetik senar (dengan tangan baik), atau oleh berbagai lainnya teknik . Biola dimainkan oleh musisi dalam berbagai genre musik, termasuk musik Barok , klasik , jazz , musik rakyat , dan rock and roll . Biola telah datang untuk dimainkan di banyak budaya musik non-barat di seluruh dunia.